Bagaimana pendapatmu tentang anak tunggal ? Menjadi seorang pewaris satu-satunya dalam sebuah keluarga, menjadi satu-satunya harapan oleh kedua orang tua untuk melanjutkan silsilah keluarga. Atau mungkin menjadi seorang ayah yang memiliki anak anak yang satupun dari mereka tidak mempunyai cita-cita dan jalan pikir yang sesuai dengan harapanmu ? Saat tak ada satupun dari mereka yang akan melanjutkan pemikiran dan kerja keras yang selama ini kau jalani dan impikan bahkan jika itu untuk kebaikan mereka sendiri. Apa yang akan kamu perbuat jika ditempatkan pada salah satu dari posisi tersebut ? atau bahkan mengalami keadaan keduanya ? Hal seperti inilah yang terjadi terhadap pertanian Indonesia saat ini. Menurut data dari BPS (Badan Pusat Statistik) telah terjadi penyusutan sebesar 5 (lima) juta rumah tangga petani di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun (2003-2013), yang sebanyak 60,8% nya berusia diatas 45 tahun atau sudah berada di usia lanjut. Hal ini juga dialami oleh pihak pemerintah di bidang pertanian, misalnya di Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) yang anggotanya 70% sudah menginjak usia 50 tahun (Berdasarkan kajian KRKP 2015).
Apa yang salah dengan pertanian kita ? Atau mungkin pertanyaan yang benar adalah “apa yang benar tentang pertanian kita ?”. Pertanian Indonesia pada saat ini sudah menginjak kondisi yang kritis. Permasalahan yang datang mulai dari produksi, kebijakan, bahkan sekarang masalah yang datang dari dalam diri pertanian itu sendiri. Para masyarakat asli dari pertanian itu sendiri sudah tidak memperhatikan asal usul mereka sendiri. Para generasi muda yang tidak mau lagi menaruh perhatiannya ke bidang pertanian karena faktor-faktor yang ada. Pertanian hingga saat ini masih dipandang sebagai sektor yang tidak menjanjikan, profesi yang rendah, tidak elit, berekonomi jelek, dan hanya menjadi hal pelengkap negara. Pemikiran-pemikiran yang selalu merendahkan posisi pertanian baik di kehidupannya sendiri maupun secara global.
Hal seperti inilah yang menjadi salah satu faktor besar mengapa pertanian kita semakin jatuh. Ketika pertanian diserahkan kepada orang-orang tua yang berpengalaman tetapi tidak memiliki tenaga yang cukup untuk menjalankan tugasnya dengan baik dan cepat. Pertanian yang maju akan tercipta ketika ada perpaduan teori yang kuat berdasarkan pengalaman dan juga disertai oleh pengerjaan yang tepat dan dalam hal ini membutuhkan tenaga yang lebih. Disinilah letak fungsi dari generasi muda masyarakat pertanian itu sendiri. Tenaga dan juga pemikiran yang masih kritis dan berpengetahuan luas yang masih akan terus diisi oleh pengalaman dan pengetahuan. Bayangkan jika kamu menjadi seorang anak tunggal tadi. Seluruh kepunyaan, cita-cita dan harapan dari orang tuamu akan sepenuhnya diberikan dan dibebankan padamu, yang menentukan apa yang akan terjadi pada nasib keluargamu selanjutnya. Begitu pula dengan pertanian Indonesia saat ini, hampir seluruh petani saat ini menjadi profesi orang-orang tua yang sudah dapat dikatakan tidak produktif lagi. Sebagai gantinya, para petani tua ini akan mengamanahkan warisannya kepada para penerusnya, kita. Apakah kita akan membiarkan warisan yang telah diberikan kepada kita begitu saja ? Apakah kita tega begitu saja membiarkan hal yang sudah dikerjakan dan diharapkan oleh orang tua kita begitu saja ? Membiarkan mereka menjadi Petani Terakhir ?
Tidak. Kita tidak boleh membiarkan hal itu terjadi. Kita adalah para penerus bangsa dan negara. Kita adalah seorang anak yang bertanggung jawab terhadap amanah orang tuanya. Kita tidak akan membiarkan mereka menjadi yang terakhir, kita akan melanjutkannya, kita akan terus mengusahankannya, kita akan mencari jalan keluarnya. Marilah bersama-sama sebagai sesama penerus bangsa dan negara, sebagai seorang anak, menciptakan pertanian yang menjanjikan, elit, berekonomi tinggi, dan kembali menjadikan pertanian sebagai hal pokok dari suatu negara. Selamat Hari Tani Nasional.
Dewan Mahasiswa Fakultas Pertanian UGM
Kabinet Lesung Padi